Tersebutlah sebuah kisah,di sebuah desa yang terdapat di selat bengkalis, yaitu desa yang berhadapan dengan Desa sekodi, daerah itu bernama desa dedap. Desa dedap terkenal dengan kekayaan hasil lautnya.sehingga,banyak orang didaerah tersebut mata pencahariannya adalah nelayan.dan dedap juga terkenal dengan masyarakatnya yang aman, makmur, dan sentosa.
Didesa itu hiduplah seorang perempuan bersama ananknya yaitu bernama si tanggang,ketika waktu kecil ia diasuh oleh ibunya dan pada waktu itu ayahnya sudah meninggal dunia.setelah beranjak remaja,ia selalu mengikuti ibunya keluar rumah untuk mencari kayu bakar di hutan,selain mencari kayu bakar, tanggan bersama ibunya juga berburu keluang.keluang panggang adalah makanan kesukaan si tanggang.di hutan itu terkenal dengan jahatnya binatang buas,baik itu harimau,ular dan sebagainya.dan dia juga selalu mengikut ibunya dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.dia jarang sekali bergaul dan bermain bersama teman-temannya di kampungnya,dia lebih suka mengikuti ibunya pergi keluar rumah.Setelah ia dewasa, dia tidak lagi pergi ke hutan bersama ibunya,tetapi ia lebih suka pergi sendiri untuk mencari kayu bakar sebagai bahan untuk memasak di rumah,dan berburu keluang untuk lauk makanannya.selain mencari kayu bakar tanggang juga ikut bekerja sebagai nelayan,ikut bersama warga desa yang mata pencahariannya nelayan,tanggang memiliki sebuah sampan yag erukuran kecil dan jarring,dengan sebuah sampan yang kecil dan seketul jarring itulah tanggang memanfaatkan untuk menangkap ikan di laut.dan dengan hasiltangkapan ikan itulah ia jual kepada warga desa,dan selebihnya untuk lauk makanannya.
Tanggang adalah seorang anak yang mengapdi kepada ortunya. Dia adalah sebagai tulang punggung ekonomi rumah tangganya.dia hanya hidup bersama seorang ibunya.
Setelah ia selesai bekerja,dan merasa kelelahan setelah pulang menjaring, ia berbaring di dalam rumahnya dan berpikir,di dalam pemikirannya ia berkata “Bagaimana saya bisa berubah menjadi orang yang hidup senang dan kaya”.dan dia tidak akan berubah jka hanya mengandalkan hidup pada jaring yang seketul,mencari kayu bakar,dan lain sebagainya.ia berpikir bagaimana bisa keluar dari jeratan kemiskinan dan kemelaratan yang selama ini menimpa keluarganya.ia merasa malu dengan tetangganya yang hidupnya mewah dan serba ada.
Setelah ia berpikir merenungkan nasibnya sejenak, timbul di dalam pikirannya,untuk pergi merantau ke kampung orang lain guna mengadu nasib ke negri orang lain.
Keesokan harinya ia berbincang dengan ibunya dan ia berkata:”Ibu…hidup kita ini di selimuti dengan kemiskinan dan kemelaratan tanggang ingin hidup kita bisa menjadi senang,damai,dan tentram. Seperti orang kaya yang berada di desa kita ini”.sambil menangis dan ia berkata lagi:”bolehkah ibu mengizinkan tanggang untuk pergi ke negri orang lain.”dengan hati yang terpaksa ibunya berkata :”boleh anakku,tetapi kau harus menjaga dirimu dengan baik dan kau harus ingat selalu pesan ibu yang selalu mendo’akanmu dan menanti kedatangan mu”.si tanggang pun berkata :”terima kasih ibu saya akan pegang kata-kata ibu selaga hayat tanggang di kandung badan”.
Keesokan harinya tanggang meminta restu kepada ibunya untuk merantau kenegri seberang, dengan membawa perbekalan berupa pakaian dan alat-alat yang di perlukan.lalu dengan kemiskinan tersebutlah mengantarkan tanggang pergi merantau.setelah beberapa hari di perantauan tanggang mendapatkan pekerjaan,yaitu menjadi anggota dari sebuah kapal dagang besar,yang kerap singgah di kampung dimana tanggang bermastautin.
Tanggang dalam menjalankan tugasnya selalu jujur,ulet,dan tekun dalam bekerja.sehingga dengan kejujuran keuletan tanggang tersebut si tanggang memdapat kepercayaan dari majikannya untuk menjadi kepala kapal dagang kapal tersebut.dengan kegigihan dan kerja keras yang dilakukan tanggang,maka membawa tanggang menjadi seorang yang berhasil bahjan di pandang masyarakat ia sebagai perantau yang kaya dan bahkan memiliki kapal dagang yang besar dan memiliki anak buah kapal yang ikut dalam berdagang.
Setelah lambat laun di perantauan orang dan ia memiliki seorang istri yang cantik setelah beberapa hari setelah pernikahannya maka sang istri bertanya kepadannya:”kakanda,,,adinda ingin sekali pergi ke kampung dan bertemu dengan idu kakanda”.maka dengan pertanyaan yang di ajukan oleh sang istrinya membuat si tanggang teringat kepada sang ibunya yang berada di kampung halamannya yang hanya hidup sebatang kara.dan ketika itu juga ia teringat tentang isi pesan ibunya ketika ia sebelum meninggalkan kampungnya,setelah beberapa saat ia termenung lalu istrinya berkata:”wahai kakanda….mengapa kakanda termenung?”lalu si tanggang menjawab:”kanda masih teringat tentang pesan ibu kanda…dinda, dian berkata ibu akan selalu menunggu kepulangan kanda.”setelah itu ia berkata lagi kepada sang istrinya:”wahai adinda…maukah dinda ikut pulang kekampung halaman kanda ….?”,maka sang istri menjawab :”mau kakanda”.
Setelah sang istri setuju dan si tanggang mengumpulkan anak buahnya untuk bisa mempersiapkan perbekalan dalam perjalanan untuk kekampungnya.setelah di berikan pengarahan maka anak buahnya mempersiapkan semua perbekalan-perbekalan dalam perjalanan.
Keesokan harinya setelah semua perbekalan telah di siapkan maka mereka menuju pelabuhan dan menauki kapalnya,setelah beberapa hari lamanya perjalanan dilakukan maka akhirnya mulailah terdengar berita tentang kepulangan sitanggang,setelah ibunya mendengar kabar berita bahwa anaknya pulang kekampung halamannya maka ia bergegas keluar rumah untuk berburu keluang makanan kesukaan sitanggang,setelah ia mendapatkan seekor keluang maka keluang tersebut ia panggang.
Setelah sudah ingin mendekati pelabuhan dedap, maka awak kapak pun di suruh menurunkan layar kapal, terlihat di pelabuhan dedap banyak orang yang memperhatikan kapal besar yang datang yang di ketuai oleh si tanggang,setelah sesampainya di pelabuhan tanggang melihat seorang perempuan tua yang memanggil namannya sambil membawa bungkusan hitam yang berisi panggang keluang kesukaannya si tanggang dan ia berteriak:”tanggang ……….anakku,syukur engkau telah pulang anakku,”sambil menangis karena anaknya telah pulang.
Namun,setelah ia perhatikan bahwa yang memanggilnya itu adalah seorang perempuan tua yang menggunakan pakaian compang-camping yang jauh berbeda dengan ibunya yang dulunya masih muda.dan pada waktu itu sekilas ia melihat wajah sang istrinya.untiuk meghilangkan rasa malu kepada sang istrinya maka ia berkata kepada orang tuanya tersebut:”wahai orang tua…siapakah engkau gerangan….!yang mengaku bahwa aku anakmu..?!!aku bukanlah anakmu…..!!!!,lalu orang tua tadi menjawab sambil menangis dan memegang kaki anaknya sambil berkata:”tanggang ini adalah ibu,ibu yang melahirkanmu”.tanggang berkata lagi:”kau bukanlah ibuku….ibuku bukanlah seperti ini..”sambil melepaskan tangan ibunya,lalu orang tua tersebut berkata”tanggang apakah kau masih ingat makanan kesukaanmu ….??? yaitu keluang panggang”.setelah mendengarkan keluang panggang, tanggang merasa jijik, maka ia berkata:”makanan apa ini,,,,???ini adalah makanan yang menjijikkan”.sambil mengambil bungkusan tersebut dan melemparkan bungkusan tersebut ke permukaan ke laut.di pelabuhan sempat terjadi peristiwa yang membuat orang-orang kebingungan.
Keberhasilan dan kekayaan yang di raihnya membuiat si tanggang lupa pada dirinya, sehingga ia tidak mau mengakui ibu kandungnya sendiri. Ibarat kacang lupakan kulitnya ,maka pada waktu itu juga ibunya menyumpah si tanggang dan berkata:”tanggang kau adalah anak yang durhaka,ini adalah ibumu,orang yang melahirkanmu…orang yang menyusuimu…,maka ku sumpah engkau menjadi sebuah pulau,”maka jadilah perahu si dedap menjadi sebuah pulau,yang sekarang kita kenal dengan pulau dedap durhaka,yang disana tumbuhlah pohon mempelam yang sebelah dari buahnya manis dan sebelah lagi masam.manis melambangkan ayahnya dan masam melambangkan ibunya.
Dikutip dari narasumber. Yurnialis, Abdullah, Nursilah.