Kabupaten Bengkalis adalah salah satu kota kepulawan yang terdiri delapan kecamatan. Adapun kehidupan masyarakatnya kebanyakan suku melayu, tidak ada salahnya saya disini akan menyampaikan tentang kehidupan adab sosial melayu Bengkalis Riau yang sering terjadi dilaksanakan oleh masyarakat melayu Bengkalis, berikut artikel nya :
Adat Melayu Kabupaten Bengkalis Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam. Sistem ini menempatkan peranan seorang ayah sangat menentukan dalam kehidupan dalam keluarga. Ayah adalah wali anak-anaknya, apabila anak-anaknya melaskankan ijab kabul. ayah adalah kepala keluarga dan apabila ada warisan maka warisan ini jatuh kepada anak-anaknya serta keluarga lain sesuai dengan menurut hukum Islam.
Dalam kehidupan sehari-hari, adab sosial budaya ini selalu dan dipakai oleh masyarakat melayu Bengkalis banyak istilah yang sering dipergunakan untuk menyebut panggilan dalam keluarga, istilah itu antara lain :
Bah, ayah untuk bapak kandung, Mak, Encik, untuk ibu kandung, Ayah Long, untuk saudara ayah atau saudara ibu yang tertua, Ayah Ngah, untuk saudara ayah atau saudara ibu yang tengah, Ayah Cu, untuk saudara ayah atau sudara ibu yang paling bungsu, Ayah Andak, Ayah Cik, Ayah Tam, Ayah Tih disebut juga dengan kata Pak Cik, Pak Andak, Pak Itam, Pak Uteh, Mak Lung, Mak Ngah, Mak Cik.
Dalam kehidupan sehari-hari, adab sosial budaya ini selalu dan dipakai oleh masyarakat melayu Bengkalis banyak istilah yang sering dipergunakan untuk menyebut panggilan dalam keluarga, istilah itu antara lain :
Bah, ayah untuk bapak kandung, Mak, Encik, untuk ibu kandung, Ayah Long, untuk saudara ayah atau saudara ibu yang tertua, Ayah Ngah, untuk saudara ayah atau saudara ibu yang tengah, Ayah Cu, untuk saudara ayah atau sudara ibu yang paling bungsu, Ayah Andak, Ayah Cik, Ayah Tam, Ayah Tih disebut juga dengan kata Pak Cik, Pak Andak, Pak Itam, Pak Uteh, Mak Lung, Mak Ngah, Mak Cik.
Hubungan sangat erat kekerabatan dalam kehidupan masyarakat Melayu Bengkalis terdapat dalam sebutan adat seperti :
Sepahit-pahit daging masih banyak dapat dikunyah, selembut-lembut tulang takkan terkena. artinya bagaimanapun jahatnya seorang keluarga, masih dapat diakui dan dibimbing oleh keluarga lainnya, sedangkan orang lain bagaimana dekatnya masih ada batasnya.
Bagai mencencang tali air, artinya betapapun runcingnya masalah sesama keluarga, tak akan dapat diputuskan, ia tetap keluarga juga.
Kalau sudah tertumbuk ke tentang hidung, kemanapun tak kan dapat mengelak, artinya apapun akibat perbuatan salah seorang anggota keluarga, ia harus turut bertanggung jawab. Ungkapan ini dilakukan dengan sepahit-pahit darah, darah juga namanya. Maksudnya seburuk-buruk anggota keluarga, ia tetap keluarga juga. Tentang bagaimana hubungan antara sesama anggota masyarakat, disebut dengan ungkapan antara lain :
Berjalan selenggang tangan, selangkah seayun kaki. Maksudnya dalam kehidupan bermasyarakat hendaklah sama sepaham, akur dan serasi.
Cencang jangan memutus, makan jangan menghabiskan. Maksudnya dalam pergaulan sehari-hari tidak boleh bertindak semata-mata untuk kepentingan pribadi, tetapi haruslah memikirkan kepentingan orang lain serta bertenggang rasa.
Kuat awak mengangkat lidah, kuat bersama mengangkat tuah. Maksudnya kenyataan sendiri belum tentu dapat menyelesaikan pekerjaan berat, tetapi dengan kekuatan bersama, pastilah pekerjaan yang bagaimanapun besarnya dapat di selesaikan dengan baik.