Cara membuat tikar pandan, Kabupaten Bengkalis banyak orang yang bisa membuat tikar pandan, dan ada juga yang tidak bisa, nah di sini saya akan mencoba menyampaikan tentang bagaimana cara membuat tikar pandan yang bagus, mudah-mudahan bisa bermanfaat artikel yang saya sampaikan. berikut cara pembuatannya :
Kehidupan masyarakat di Desa Sungai Pinang, Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, sebagian besar masyarakatnya menjalankan kehidupannya sehari-hari sebagai petani dan bekerja di ladang. Pekerjaan dilakukan, karena sebagian tak punya pendidikan tinggi, dan susah dapat pekerjaan yang layak.
Kehidupan masyarakat di Desa Sungai Pinang, Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, sebagian besar masyarakatnya menjalankan kehidupannya sehari-hari sebagai petani dan bekerja di ladang. Pekerjaan dilakukan, karena sebagian tak punya pendidikan tinggi, dan susah dapat pekerjaan yang layak.
Begitu juga yang dilakukan Jenap. Ketika ditemui di rumahnya, ia sedang asik mengayam tikar pandan, Minggu (19/4). Ia mengatakan, kegiatan itu dilakukan pada saat malam hari, setelah dia bekerja di ladang. Dengan tikar pandan ini, dia bisa mendapatkan uang tambahan. Sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Mengandalkan panen di ladang, waktunya cukup lama.
"Jadi, untuk mengisi waktu yang tersisa, membuat anyaman tikar pandan," kata Jenap.
Proses membuat tikar pandan, dimulai dengan pengambilan daun pandan yang berduri. Kemudian, daun dipotong dengan alat penjangat. Lalu, daun direbus dengan air hujan, agar warna pandan berganti menjadi putih. Setelah direbus, daun dijemur agar daun benar-benar kering. Setelah kering, daun pandan diluruskan agar pengerjaan pada saat menganyam mudah dilakukan.
Menyaksikan Jenap menganyam, sangat menarik. Jarinya seolah menari dengan lincah di atas anyaman tikar tersebut. Hasilnya, sebuah tikar yang bagus bentuknya. Tikar buatannya banyak diminati masyarakat sekitarnya.
Untuk memasarkan tikar, dia tidak perlu menjual ke toko atau ke pasar. Dia membuat tikar berdasarkan jumlah pesanan. Biasanya 2-3 pesanan yang harus dikerjakan. Agar pesanan dapat terselesaikan, dia dibantu anaknya yang bernama Murni.
Kalau untuk harga tikar yang dibeli secara langsung, harga mulai dari Rp 35.000-50.000. Kalau dijual di toko, keuntungan sedikit karena toko atau pasar, juga ingin mendapatkan keuntungan.
"Jadi, kita jual di rumah saja," kata Jenap.
Dalam satu bulan, dia bisa mengerjakan tikar pandan sebanyak 4 buah. Pekerjaan ini harus benar-benar yang sudah ahli. Untuk mendapatkan ukuran tikar yang besar, harus pandai menyambungnya. Kalau tidak pandai, maka kualitas tikarnya kurang bagus.
Kalau tikarnya kurang bagus, akibatnya para pembeli tidak jadi membeli, dan bisa membeli dengan orang lain. "Biar lama pengerjaannya yang penting tikar pandan yang dihasilkan tetap bagus. Sehingga para konsumen tidak merasa dirugikan," ujarnya.
Kehidupan masyarakat di Desa Sungai Pinang, Kalimas, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, sebagian besar masyarakatnya menjalankan kehidupannya sehari-hari sebagai petani dan bekerja di ladang. Pekerjaan dilakukan, karena sebagian tak punya pendidikan tinggi, dan susah dapat pekerjaan yang layak.
Begitu juga yang dilakukan Jenap. Ketika ditemui di rumahnya, ia sedang asik mengayam tikar pandan, Minggu (19/4). Ia mengatakan, kegiatan itu dilakukan pada saat malam hari, setelah dia bekerja di ladang. Dengan tikar pandan ini, dia bisa mendapatkan uang tambahan. Sehingga bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Mengandalkan panen di ladang, waktunya cukup lama.
"Jadi, untuk mengisi waktu yang tersisa, membuat anyaman tikar pandan," kata Jenap.
Proses membuat tikar pandan, dimulai dengan pengambilan daun pandan yang berduri. Kemudian, daun dipotong dengan alat penjangat. Lalu, daun direbus dengan air hujan, agar warna pandan berganti menjadi putih. Setelah direbus, daun dijemur agar daun benar-benar kering. Setelah kering, daun pandan diluruskan agar pengerjaan pada saat menganyam mudah dilakukan.
Menyaksikan Jenap menganyam, sangat menarik. Jarinya seolah menari dengan lincah di atas anyaman tikar tersebut. Hasilnya, sebuah tikar yang bagus bentuknya. Tikar buatannya banyak diminati masyarakat sekitarnya.
Untuk memasarkan tikar, dia tidak perlu menjual ke toko atau ke pasar. Dia membuat tikar berdasarkan jumlah pesanan. Biasanya 2-3 pesanan yang harus dikerjakan. Agar pesanan dapat terselesaikan, dia dibantu anaknya yang bernama Murni.
Kalau untuk harga tikar yang dibeli secara langsung, harga mulai dari Rp 35.000-50.000. Kalau dijual di toko, keuntungan sedikit karena toko atau pasar, juga ingin mendapatkan keuntungan.
"Jadi, kita jual di rumah saja," kata Jenap.
Dalam satu bulan, dia bisa mengerjakan tikar pandan sebanyak 4 buah. Pekerjaan ini harus benar-benar yang sudah ahli. Untuk mendapatkan ukuran tikar yang besar, harus pandai menyambungnya. Kalau tidak pandai, maka kualitas tikarnya kurang bagus.
Kalau tikarnya kurang bagus, akibatnya para pembeli tidak jadi membeli, dan bisa membeli dengan orang lain. "Biar lama pengerjaannya yang penting tikar pandan yang dihasilkan tetap bagus. Sehingga para konsumen tidak merasa dirugikan," ujarnya.
sumber dari : borneotribune